Wednesday, April 2, 2008

Fenomena Bencong di Teve

Assalamu 'alaikum wr.wb

Intinya gini ustadz, saya kok agak "gerah" melihat banyaknya acara-acara di televisi yang menampilkan mereka yang kita sebut "bencong"
Sebetulnya bagaimana sih dalam pandangan Islam tentang mereka itu? Lalu sikap dan pandangan ustadz secara pribadi?

Wassalam

Ummu Nabil

Jawaban

Sebuah kesalahan persepsi yang paling fatal adalah mengatakan bahwa menjadi bencong (waria) merupakan takdir atau kehendak Allah. Dan dikatakan bahwa itu merupakan pilihan hati yang harus dilindungi serta menjadi hak asasi.

Ini adalah sebuah perkataaan yang paling dahsyat dan tuduhan yang paling nista yang dinisbatkan kepada Allah SWT.

Pernyataan itu sama saja dengan seorang pelacur beralasan bahwa dirinya melacurkan diri karena kehendak Allah juga. Sehingga bila seseorang rela menjadi pelacur, maka itu merupakan hak asasi yang harus dilindungi.La haula wala quwwata illa billah.

Menjadi bencong pada jelas bukan kehendak Allah SWT, sebab justru Allah SWT telah mengharamkan perbuatan itu. Bahkan lafadz haditsnya sampai kepada sebutan laknat.

Dan para ulama mengatakan bahwa apabila dalam suatu larangan, Allah sampai mengancam dengan laknat, maka perbuatan itu merupakan dosa besar dan pelakunya berhak dihukum secara berat di hadapan mahkamah syar'iyah.

Kedua hadits berikut ini tidak lepas dari ancaman dalam bentuk "Laknat"

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قال: لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم المتشبهين من الرجال بالنساء والمتشبهات من النساء بالرجال

Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasululllah SAW telah melaknat laki-laki yang bergaya (menyerupai) perempuan, dan juga melaknat perempuan yang bergaya (menyerupai) laki-laki. (HR Bukhari)

Rasulullah SAW pernah menghitung orang-orang yang dilaknat di dunia ini dan disambutnya juga oleh malaikat, di antaranya ialah laki-laki yang memang oleh Allah dijadikan betul-betul laki-laki, tetapi dia menjadikan dirinya sebagai perempuan dan menyerupai perempuan; dan yang kedua, yaitu perempuan yang memang dicipta oleh Allah sebagai perempuan betul-betul, tetapi kemudian dia menjadikan dirinya sebagai laki-laki dan menyerupai orang laki-laki (Hadis Riwayat Thabarani).

Kalau memang itu kehendak Allah, maka seharusnya tidak ada larangan untuk melakukan tindakan yang tidak senonoh itu. Dan kalau menjadi waria itu merupakan hak asasi, maka tidak perlu ada laknat dari Allah.

Yang benar adalah bahwa menjadi waria atau bencong itu adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara sadar, nyata, pilihan, dan tentunya sebuah dosa besar yang menurunkan laknat. Bukan sebuah takdir dari Allah, apalagi hak asasi.

PeranTV Dalam Menghancurkan Syariah Islam

Salah satu bentuk peperangan umat Islam melawan kekafiran yang maha dahsyat adalah kampanye dan propaganda gaya hidup waria dan bencong. Nyaris semua televisi dan programnya tidak pernah melewatkan propaganda kufur yang satu ini.

Coba hitung lagi, nyaris hampir semua group lawak selalu ada bencongnya. Bahkan tanpa sadar, propaganda untuk menjadi bencong sudah ada sejak zaman dulu. Bayangkan, di masa yang masih sangat murni dan kental dengan agama, sudah banyak pelawak yang berkostum perempuan, meski saat itu nyaris semata-mata buat lucu-lucuan semata.

Di tahun 80-an sudah adaada Ester atau Joice yang mendampingi Jojon (Jayakarta Group). Di Srimulat ada Kabul yang berlagak jadi Tessy. Masih di zaman itu, dulu ada Karjo AC-DC yang juga selalu berdandan ala perempuan.

Tapi di zaman sekarang ini, gaya bencong itu bukan saja masih dipertahankan, tapi bahkan sudah jauh semakin merajalela. Bahkan sudah mendominasi.Hari ini nyaris semua bencong di pinggir jalan masuk TV. Termasuk juga para bencong salon, ikut-ikutan masuk ke TV kita, ditonton oleh jutaan pasanga mata yang mengaku beragama Islam.

Hari ini siapa yang tidak kenal tokoh lawak selalu tampil sebagai bencong? Siapa tidak kenal Dorce Gamalama (Dedi Yuliardi Ashadi), Olga, Tata Dado, Aming, Avi (Joko), Ivan Gunawan, Ruben, Dave Hendrikdan seterusnya. Penampilan bencog mereka di TV sudah sangat akrab di mata para pemirsa, sampai nyaris tidak ada lawakan kecuali selalu ada tokoh bencong ini tampil.

Para artis di Ekstravaganza selain Aming, yang lainnya juga pada rajin berpenampilan bencong. Seolah jadi bencong itu memang lucu dan silahkan ditertawai. Seakan sebuah lawakan masih kurang afdhal kalau tidak menampilkan bencog.

Yangamat menyedihkan adalah Irfan Hakim. Pemuda yang berbakat dan lulsan IAIN Sunan Gunung Djati ini ternyata juga sering latah ikut-ikutan tampil jadi bencong. Dia sering nongol sebagai perempuan di acara Ngelenong Nyok. Meski mengaku sudah tahu bahwa hal itu tidak boleh, tapi alasannya dia bilang ini kan cuma aksi panggung, bukan betulan. Jadi logikanya, kalau sekedar jadi bencong-bencongan, hukumnya tidak apa-apa. Yang haram adalah kalau jadi bencong betulan. Wah, ini ada mujtahid baru.

Tessi Srimulat malah jauh lebih parah. Dia malah mengaku tidak tahu bahwa berpenampilan daya wanita itu haram. Majalah Sabili menuliskan wawancara dengan bencong TV ini:

Ketika ditanya apakah profesinya dipermasalahkan secara agama, Kabul Basuki yang lebih tenar dengan panggilanTessy menjawab, “Agama yang mana?” Tessy juga heran kalau perbuatannya itu terlarang dalam Islam. “Diharamkan? Wah, saya baru dengar. Saya nggak pernah dengar hal itu, ” ujar Kabul pada Sabili ketika dikonfirmasi tentang hadits yang melarang seorang laki-laki menyerupai wanita.

Ramadhan: Bulan Bencong

Lebih parah dari yang parah, kita harus mengurut dada kalau sudah masuk bulan Ramadhan. Bayangkan, sejak acara pengantar sahur hingga acara menjelang berbuka, semua diwarnai lelucon yang konyol. Hampir seluruh acara Ramadhan menampilkan sosok waria.

Entah karena jahil atau karena ada unsur kesengajaan, yang pasti kita melihat fenomena aneh. Pengelola acara Ramadhan di televisi secara kompak, serempak, dan berjamaah dengan terang-terangan dan secara sengaja menampilkan kaum banci sebagai menu wajib yang harus dipelototi umat Islam. Dan itu akan mencapai puncaknya di masa Ramadhan.

Ramadhan yang seharusnya penuh berkah berubah kalau kita melihat TV, karena isinya kaum bencog merajalela. Tanpa sadar dan memperhatikan syariah, mereka tampil dengan ikhlas karena dapat bayaran yang tinggi.

Direktur Eksekutif Lembaga Pemberdayaan dan Penguatan Publik (LAMPIK), Mayjen Simanungkalit menilai sebagian besar acara Ramadhan di televisi swasta disusupi misi-misi yang menyesatkan, karenanya umat Islam diimbau agar tidak mudah terjebak.

“Hanya sedikit acara Ramadhan di televisi yang istiqomah pada misi dakwah, selebihnya justru disusupi misi-misi menyesatkan dan bahkan misi-misi setan, ” katanya kepada ANTARA di Medan, Rabu [26/09].

Menurut alumni Fakultas Dakwah IAIN Medan yang juga Wakil Ketua GP Ansor Sumut itu, di antara ciri masuknya misi setan dalam acara Ramadhan di televisi terlihat dari upaya menonjolkan sosok waria atau manusia idiot menjadi tokoh utama dalam sebuah tayangan.

Ranah Iklan

Bahkan demam bencong pun juga masuk ke ranah iklan. Salah satu operator seluer besar di negeri inigiat berdakwah mempopulerkan perbencongan ini. Jargonnya adalah "Kasih deh...." Seolah dalam benak pembuat iklan itu, kartunya akan laku karena para bencong se-Indonesia akan membelinya.

Iklan ini juga telah menjadi kampanye terselubung yang masuk ke alam bawah sadar 200 juta muslim Indonesia, bahwa setidaknya menjadi bencong itu wajar, boleh, manusiawi, dan merupakan hak asasi yang harus dihargai orang lain.

Bencong Betulan

Banyak artis yang merasa dapat rejeki kalau berpenampilan bencong, meski kesehariannya tidak demikian. Tapi jangan lupa, tidak sedikit dari mereka yang memang dalam kesehariannya memang bencong betulan.

Seolah sekarang ini bencong sudah benar-benar diridhai, bukan sekedar lawakan lucu-lucuan, tetapi sudah dianggap sah, diakui hak-hak asasinya, dan dianggap sebagai kodrat dan takdir dari Allah. Naudzubillah.

Para Bencong Bersatu

Kita bisa menggigil kalau melihat bagaimana para bencong sudah merajalela di negeri ini. Dan mereka pun bersatu, saling bela dan saling dukung sesama penganut kebatilan. Mereka punya komunitas, bahkan punya oraganisasi serta rajin berbagi job.

Pendeknya, era ini adalah era para bencong merajalela. Era di mana para ulama sudah hampir tidak terdengar suaranya, khususnya urusan perbencongan ini.

Di tahun 80-an, Buya Hamka ketika menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia pernah mengharamkan operasi ganti kelamin, karena para bencong sering melakukannya. Namun sampai hari ini, kami belum mendapat fatwa baru yang mengharamkan berpenampilan bencong, terutama terkait dengan maraknya kemunculan para bencong di layar TV. Padahal layar TV itu dipirsa oleh anak-anak dalam jumlah berjuta. Lalu mau dibawa ke mana anak-anak itu?

Himbauan

Maka kami himbau kepada MUI untuk mengeluarkan fatwa haramnya mencari nafkah dengan menjadi bencong, baik di layar TV sebagai pelawak, penyanyi, artis, penghibur, atau pun sebagai pelacur di pinggir jalan.

Mengingat dalam hukum Islam, menjadi bencong atau berpenampilan waria hukumannya dari Allah sangat berat. Dan dari sisi hukum dunia, mereka bisa dihukum mati atau diasingkan.

Kepada teman-teman para da'i, mohon lebih sering diangkat tema anti bencong, karena sekarang ini bencong sudah menjadi penyakit besar. Harus ada kekuatan bersama untuk menolak keberadaan bencong, baik di TV atau tempat-tempat yang sekiranya akan merusak moral umat.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Tuesday, January 22, 2008

Awas, Virus Liberal Masuk Pesantren! [2]

Awas, Virus Liberal Masuk Pesantren! [2] Cetak halaman ini Kirim halaman ini melalui E-mail
Selasa, 22 Januari 2008
Tiap tahun, ratusan santri di pesantren ”diboyong” ke luar negeri. Dengan dana besar dari Barat, penyebaran liberalisme ke pesantren terus gencar. [bagian kedua]

Lanjutan artikel sebelumnya

ImageHidayatullah.com--Proyek besar penyebaran liberal ke pesantren disinyalir didanai oleh LSM asing yang cabangnya berada di Indonesia, yaitu The Asia Foundation (TAF). Lembaga donor yang disponsori Barat ini telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1955. Beberapa ormas dan lembaga Islam menjadi mitra utama mereka.

Dalam situs resminya www.asiafoundation.org lembaga yang menjadi perpanjangan tangan para saudagar Yahudi ini banyak membantu LSM Indonesia yang giat menyosialisasikan sekularisme, pluralisme dan liberalisme (baca; SePiLis). Sebut saja, misalnya, Jaringan Islam Liberal (JIL), P3M, International Center for Islam and Pluralism (ICIP), Wahid Insitute, Maarif Institue, MADIA, dan Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP).

Laporan tahunan TAF 2006 menyebutkan, sejak tahun 2000 mereka telah membuat kurikulum kewarganegaraan yang mendukung nilai-nilai demokrasi, mendorong siswa berpikir kritis terhadap isu-isu demokrasi, HAM, dan pluralisme agama. Untuk mewujudkan ini mereka menggandeng CCE Indonesia (pusat pendidikan kewarganegaraan).

Kurikulum itu kini telah menjadi materi wajib di seluruh UIN dan IAIN di seantero Indonesia. Bahkan, mereka tengah berupaya mengembangkan kurikulum serupa untuk diterapkan di universitas Islam swasta.

Para mitra TAF telah memberikan pelatihan kurikulum baru ini kepada 90 dosen kewarganegaraan dari 66 universitas Islam swasta pada tahun 2006. Para dosen tadi sudah mulai mengajarkan kurikulum tersebut kepada sekitar 20.000 mahasiswa mereka.

Pasca 11/9

Proyek liberalisasi pendidikan Islam semakin deras arusnya setelah peristiwa 11 September. Workshop-workshop bertema liberal banyak digelar atas dukungan TAF dan ICIP.

Berapa dollar AS yang digelontorkan kedua organisasi ini untuk proyek liberalisasi Indonesia? Robin Bush, Deputy Country Representative TAF untuk Indonesia, saat ditanya Suara Hidayatullah tentang itu tidak bersedia menjawabnya. Begitu juga Elfiqa D Siregar, salah satu staf ICIP, saat ditemui di kantornya di kawasan elit Pondok Indah, Jakarta, juga tidak menyebutkan jumlah pasti. Ia cuma menyebut salah satu nama lembaga pemasok dana, Ford Foundation.

Namun, Robin menolak anggapan bahwa lembaganya disebut membawa misi liberalisasi. “Kami di TAF sama sekali tidak punya program liberalisasi,” ujarnya saat ditemui di kantor TAF, jl Adityawarman no 40, Jakarta Selatan.

“Kami bekerja sama dengan pesantren karena tahu lembaga pendidikan ini erat kaitannya dengan masyarakat kelas bawah. Ini sesuai dengan apa yang menjadi benang merah dari semua misi TAF, yaitu good governence, serta meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia,” terangnya lagi.

Menurut Bush, TAF tidak pernah menawarkan sesuatu kepada pesantren atau lembaga-lembaga Islam. ”Semua program yang dijalankan TAF adalah inisiatif mitra kami. Mereka datang ke kami dengan ide, bukan kami datang ke mereka dengan ide,” kata bule yang sudah lancar berbahasa Indonesia ini.

Hal senada juga disampaikan Elfiqa. ”Saya pribadi melihat tuduhan itu nggak benar. Saya turun langsung ke lapangan, saya lihat tidak ada. Tidak ada doktrin-doktrin itu,” jelasnya.

Apa pun perkataan mereka, faktanya, TAF dan ICIP telah banyak menggelontorkan program liberalisasi. Bahkan, kalau melihat visi dan misinya, jelas tujuan ICIP adalah mempromosikan pluralisme. Apalagi jika melihat daftar orang-orang yang duduk di jajaran dewan direktur. Di sana ada Moeslim Abdurrahman, Musdah Mulia, dan Ulil Abshar Abdalla. Siapa mereka? Pembaca pasti sudah tahu. [diambil dari majalah Suara Hidayatullah, edisi Januari 2008/www.hidayatullah.com]

___________________________

BOX:

Diajak Dansa, Jilbab Dibuka

ImageHidayatullah.com--Saat mengikuti program pertukaran pelajar di Amerika Serikat, David Adam Al Rasyid merasakan betapa bebas pergaulan di sana. Saking bebasnya, ada peserta dari negara lain yang tak tahan.

”Peserta dari Saudi dan Jerman pulang sebelum program selesai,” ujar santri Pondok Pesantren As-Salam, Surakarta, itu.

Bagaimana dengan pelajar dari Indonesia? ”Banyak juga teman-teman yang ikutan dugem,” jawab David. Dugem adalah singkatan dari dunia gemerlap, yaitu kehidupan malam di diskotik dan cafe. David sendiri mengaku tak pernah ikut-ikutan.

Ironisnya, ada salah satu peserta Muslimah yang rela melepas jilbab saat diajak berdansa. “Supaya tidak malu, ia lepas jilbabnya. Tapi, dia dari SMU luar (bukan pesantren),” kenangnya. Nau'zubillah minzalik! [diambil dari Majalah Suara Hidayatullah edisi Januari 2008/www.hidayatullah.com]

Thursday, September 13, 2007

Benarkah Hadits Ramadhan Awalnya Rahmat Adalah Hadits Dhaif?

Ada seorang ustadz yang mengatakan bahwa hadits tentang pembagian Ramadhan menjadi tiga itu dhaif. Padahal hadits itu populersekali di tengah bulan Ramadhan. Kalau tidak salah bunyinya seperti ini:

Ramadhan itu awalnya adalah rahmat, tengahnya adalah maghfirah (ampunan) dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.

Pertanyaan saya adalah: Benarkah klaim ustadz tersebut? Dan kalau benar, apa status hadits itu? Bagaimana kita mensikapinya.

Demikian terima kasih banyak ustadz

Misyal Nasif
misyalk@yahoo.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hadits yang anda tanyakan kedudukannya itu memang sangat populer di tengah masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan. Dengan hadits itu, para penceramah banyak mengajak orang-orang agar memanfaatkan bulan Ramadhan untuk khusyu' beribadah, agar mendapatkan tiga hal tersebut. Yaitu rahmah dari Allah, ampunan-Nya serta pembebasan dari neraka.

Namun menarik sekali apa yang disampaikan oleh ustadz yang antum ceritakan bahwa ternyata menurut beliau hadits itu bermasalah dari sanad dan kekuatannya jalur periwayatannya. Betulkah?

Kami berupaya membolak balik beberapa literatur serta tulisan dari para ulama ahli hadits terkait dengan haditsi ini. Kami menemukan uraian yang menarik dari seorang ustadz ahli hadits di Indonesia, yaitu Al-Ustadz Prof. Ali Mustafa Ya'qub, MA.

Menurut beliau, hadits itu memang bermasalah dari segi periwayatannya. Sebenarnya hadits ini diriwayatkan tidak hanya lewat satu jalur saja, namun ada dua jalur. Sayangnya, menurut beliau, kedua jalur itu tetap saja bermasalah.

Jalur Pertama

Salah satu jalur periwayatan haditsi ini versinya demikian:

أول شهر رمضان رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار

Bulan Ramadhan, awalnya rahmah, tengah-tengahnya maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-'Uqaili dalam kitab khusus tentang hadits dha'if yang berjudul Adh-Dhu'afa'. Juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitabnya Tarikhu Baghdad. Serta diriwayatkan juga oleh Ibnu Adiy, Ad-Dailami, dan Ibnu Asakir.

Mereka Yang Mendhaifkan

Adapun para muhaddits yang mempermasalahkan riwayat ini antara lain:

1. Imam As-Suyuthi

Beliau mengatakan bahwa hadits ini dhaif (lemah periwayatannya).

2. Syeikh Al-Albani

Beliau mengatakan bahwa riwayat ini statusnya munkar. Jadi sebenarnya antara keduanya tidak terjadi pertentangan. Hadits munkar sebebarnya termasuk ke dalam jajaran hadits dhaif juga. Sebagai hadits munkar, dia menempati urutan ketiga setelah hadits matruk (semi palsu) dan maudhu' (palsu).

Sementara sanadnya adalah:

1. Sallam bin Sawwar 2. dari Maslamah bin Shalt 3. dari Az-Zuhri 4. dari Abu Salamah 5. dari Abu Hurairah 6. dari nabi SAW

Dari rangkaian para perawi di atas, perawi yang pertama dan kedua bermasalah. Yaitu Sallam bin Sawwar dan Maslamah bin Shalt.

Sallam bin Sawwar disebut oleh Ibnu Ady, seorang kritikus hadits, sebagai munkarul hadits. Sedangkan oleh Imam Ibnu Hibban, dikatakan bahwa haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah (pegangan), kecuali bila ada rawi lain yang meriwayatkan haditsnya. Perkataan Ibnu Hibban ini bisa kita periksa dalam kitab Al-Majruhin.

Sedangkan Maslamah bin Shalt adalah seorang yang matruk, sebagaimana komentar Abu Hatim. Secara etimologis, matruk berarti ditinggalkan. Sedangkan menurut terminologi hadits, hadits matruk adalah hadits yangdalam sanadnya ada rawi yang pendusta. Dan hadits matruk adalah 'adik' dari hadits maudhu' (palsu).

Bedanya, kalau hadits maudhu' itu perawinya adalah seorang pendusta, sedangkan hadits matruk itu perawinya sehari-hari sering berdusta. Kira-kira hadits matruk itu boleh dibilang semi maudhu'.

Kesimpulannnya, haditsi ini punya dua gelar. Pertama, gelarnya adalah hadits munkar karena adanya Sallam bin Sawwar. Gelar kedua adalah hadits matruk karena adanya Maslamah bin Shalt.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Kamis, 13 Sep 07 08:31 WIB

“Suara-Suara yang Tidak Terdengar dari Kandahar”

Rabu, 12 September 2007

Taliban dianggap rezim paling kejam. Pasca kepergiannya, negara itu jauh lebih amburadul. Pornografi dan pembunuhan menjadi pemandangan sehari-hari. [1]

Image

Hidayatullah.com--Di suatu hari gelap, di antara debu-debu Kandahar, Abdul Latif (23) menatap dengan mulut terkesima. Dipandanginya dalam-dalam tanpa sepatah kata gambar bergerak di hadapanya. Ia agak gugup tatkala menatap sebagian tubuh wanita yang dipandanginya itu.

Bagi Latif, belum pernah ia melihat pemandangan seperti ini sebelumnya. Terutama tatkala pemerintah Taliban berkuasa. Film-film seperti ini, baru saja ia nikmati, berbarengan dengan datangnya pasukan asing di Kandahar, utara Afghanistan.

Pasca jatuhnya pasukan Taliban ke tangan pasukan Asing pimpinan Amerika, sajian hiburan di bawah melalui pemancar satelit. Hiburan dalam bentuk film, opera sabun, masuk melalui kamar-kamar pribadi, ruang makan hingga warung kopi. Demikian kabar terbaru sudut kota Aghanistas sebagaimana dikutip Japan Today.

Menurut catatan, sebanyak seratus tujuh puluh program dari seluruh dunia, mencakup empat siaran berbau pornografi udara.

Meski Taliban sering dikesankan media asing dan Barat sebagai pemerintah yang kejam. Bahkan, diberitakan wanita-wanita banyak diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah. Namun, keresahan warga Afghan sesungguhnya tak sedalam setelah ”hilangnya” kekuasaan Taliban dari negeri mereka.

Sebagaimana diketahui, hampir semua wanita di era Taliban selalu menutup diri memakai burqa, untuk menghindari dari pandangan laki-laki. Sebaliknya, belum pernah para lelaki melihat seorang perempuan –apalagi setengah telanjang—di depan mata mereka, kecuali para suami.

Hadirnya saluran hiburan yang dipancarkan melalui satelit ini tentu sebuah “kejutan” luar biasa. Sebuah saluran satelit di mana 100% menawarkan pornografi hardcore. Sungguh sesuatu yang menghentakkan banyak warga Afghan. Setidaknya, sebuah kegelisahan aneh dapat dirasakan di mana-mana.

“Ini tidaklah baik untuk masyarakat kami, ” kata seorang pria berusia 26 tahun.

Tapi ada pula yang mendulang kesempatan di atas kesempitan. Diantaranya adalah Abdul Wasi, seorang pemilik jasa satelit. Ia mengatakan, bisnis baru yang sedang ia tekuni ini berjalan secara baik.

”Aku menjual receiver digital dengan harga sekitar 350 dolar dan aku mengimpor peralatan dari Pakistan. Aku memulai bisnis sebulan yang lalu dan sekarang juga aku sudah menjual hampir empat ratus penerima, ” ujarnya. Bahkan menurut Wasi, semenjak dibuka, tiap hari toko nya penuh sesak dibanjiri orang yang ingin memesan lahayan jasa satelit di tempatnya.

Ketika Taliban Pergi

Ketika Taliban masuk dan menguasa ibukota Kabul, di tahun 1996, mereka menyeret Presiden Najibullah dan menggantungnya sampai mati. Taliban juga telah melarang wanita-wanita berkeliaran di jalan-jalan tanpa dikawan mahram nya. Ia dianggap melarang pendidikan untuk anak-anak perempuan, mencegah wanita-wanita bekerja di luar rumah. Musik dilarang, termasuk beberapa jenis olah raga dan permainan games.

Jangan tanya bagi yang melanggar hukum syariah. Taliban pasti menerapkan hukuman tanpa ampun. Para pezinah dapat dirajam (dihukum dengan lemparan batu) sampai mati, homoseksual dikuburkan hidup-hidup.

Enam tahun yang lalu, Kementrian Pelanggaran dan Kebajikan di Kabul dikenal sebagai alat kuasa Taliban. Gedung-gedung kantor dikenal sebagai tempat paling membosankan di mana orang-orang dianggap melanggar bisa dipenjarakan untuk kejahatan yang tak setara. Seperti hanya karena pelanggaran menyanyikan sebuah lagu cinta.

Tapi hari ini, Kabul adalah tempat biara paling suram di banding masa hari-hari Taliban. Saat ini, kota ini men jadi titik berkumpulnya kesemrawutan. Para pemohon asing bersaing untuk mendapatkan milyaran dolar proyek kontra telekom, kontrak irigasi dan meledaknya bisnis properti memaksa harga sewa dan tanah Afghan setara dengan mahalnya tempat di kota besar dunia, seperti; London, Tokyo dan Manhattan.

Di luar Kabul, Afganistan, keadaannya jauh lebih suram. Provinsinya lebih tak dapat dicapai. Pendudyknya tidak patuh hukum, jauh daripada saat dikendalikan Taliban. Saat ini, Afganistan, adalah tempat di mana orang mudah untuk hilang dan membahayakan bagi siapa saja untuk menyelidiki nasib mereka.

Tahun 2005 lalu, relawan kemanusian MSF (Médécins Sans Frontières) dipaksa untuk berhenti setelah lima orang anggota staf dibunuh Juni yang lalu. Lebih dari 17.000 tentara AS, disertai pemandangan Humvee dan Apache mereka, mempergunakan kabut ketakutan dan ketidaktentuan yang sudah menelan negara ini dalam ’perang melawan teror’. Afganistan sudah menjadi Guantánamo Bay baru. [thoriq/cha/berlanjut...]

Tuesday, September 11, 2007

Kawin Sesama Jenis Versi IAIN Semarang

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah, Allahuma sholi 'ala Muhammad wa'ala ali ajma'in.

Saya pernah membaca arikel yang bertajuk INDAHNYA KAWIN SESAMA JENIS. Membaca judulnya yang bathil ini saja serasa ingin sekali menyobek-nyobek mulut para Mahasiswa yang agamanya Islam KATANYA, Fakultas Syariah IAIN Semarang.

Pak ustadz, apakah mahluk seperti ini yang dicetak oleh Universitas Islam yang sangat kontraproduktif. Bahkan mereka mengajarkan strategi-strategi untuk melegalkan perkawinan Homoseksual di Indonesia:

1. Mengorganisir kaum homoseksual untuk bersatu dan berjuang merebut hak-haknya yang telah dirampas oleh negara.

2. Memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa apa yang terjadi pada diri kaum homoseksual adalah sesuatu yang normal dan fithrah, sehingga masyarakat tidak mengucilkannya bahkan sebaliknya, masyarakat ikut terlibat mendukung setiap gerakan kaum homoseksual dalam menuntut hak-haknya.

3. Melakukan kritik dan reaktualisasi tafsir keagamaan (tafsir kisah Luth dan konsep pernikahan) yang tidak memihak kaum homoseksual,

4. Menyuarakan perubahan UU Perkawinan No 1/1974 yang mendefinisikan perkawinan harus antara laki-laki dan wanita. Bahkan gerakan ini dapat legalisasi dari Institusinya

Ahmad Wanto
aw

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apa yang anda baca dari tulisan mahasiswa IAIN Semarang memang sangat mengejutkan. Betapa tidak, karena pendapat ini adalah yang paling aneh yang pernah muncul. Sebelumnya, sesekuler-sekulernya kalangan mereka, tidak sampai menyerukan kawin sejenis.

Tapi kalau kita lihat lebih dalam, rupanya kita masih harus tercengang lagi, lantaran apa yang nampak tidak lain hanyalah fenomena gunung es. Yang menyembul kepermukaan hanya sebagiannya saja, jauh di bawah permukaan laut, kita akan bertemu dengan sosok aslinya yang jauh lebih menyeramkan.

Ceritanya berawal dari puluhan tahun yang lalu, ketika para gembong sekulerisme dan libelarisme sedang mengalami proses 'cuci otak' di barat. Lewat program beasiswa ke luar negeri, para mahasiswa Islam itu secara sistematis menjalani operasi otak. Aqidah dan tauhid mereka dipreteli satu persatu oleh tokoh-tokoh yahudi kafir laknatullah, dengan mengatasnamakan kajian ilmiyah, modern dan kritis.

Bertahun-tahun mereka mengalami proses ganti jati diri secara sistematis dan didanai oleh musuh-musuh Allah itu, sehingga akhirnya berubahlah mereka dari seorang muslim menjadi sosok baru, yang cenderung ingkar Allah dan ingkar nabi, kalau perlu ingkar kitab suci.

Entah mengapa, proses ini tetap berjalan seiring dengan berlalunya zaman. Kini mereka telah berkembang biak dan populasinya semakin meningkat. Ibarat wabah hama yang datang menyerang, IAIN-IAIN se-Indonesia dijadikan tempat bertelurnya larva. Kini larva-larva itu telah menetas menghasilkan ribuan spicies predator.

Dan bagaikan predator, makhluk jadi-jadian itu kini sudah menjadi hama yang mematikan. Bukan saja pemikiran sesat yang bernada menghina agama, tetapi sekarang sudah sampai ke titik terang-terangan memusuhi agama.

Kalau dulu generasi Cak Nur mereka masih malu-malu, tapi sekarang dengan pongahnya mereka menyatakan bahwa IAIN adalah wilayah bebas tuhan. Apa artinya? Hanya mereka yang tahu, barangkalidi sana sudah tidak dibutuhkan lagi tuhan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Mereka pun sudah sampai berani menginjak-injak kitab suci Al-Quran, sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh pemeluk agama apapun terhadap kitab sucinya. Bahkan tanpa perasaan berani-beraninya mengucapkan: anjing-hu akbar. Na'uzubillah.

Kini mereka menyerukan kawin sesama jenis. Alasannya, kata mereka karena di Al-Quran tidak ada larangan secara tegas. Sehingga mereka bilang bila tidak ada larangan, maka hukumnya kembali menjadi halal.

Saking kesalnya, pak Adian Husaini sampai bilang bahwa kalau di Al-Quran tidak ada larangan kawin dengan anjing atau monyet, apakah berarti hukumnya jadi boleh?Kita tunggu saja, kapan mereka akan kampanye agar manusia kawin dengan anjing dan monyet.

Padahal tidak ada agama di dunia ini yang sampai menyerukan homoseksualitas. Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, Konghuchu dan seterusnya, tak satu pun yang sampai menganjurkan nikah sejenis. Bagaimana mungkin ada mahasiswa fakultas syariah, sampai bisa berijtihad seenaknya, lalu menyimpulkan bahwa kawin sejenis bukan hanya halal, tetapi dianjurkan.

Sikap Kita

Sesuai dengan fitrahnya, sesuatu yang sesat itu pasti akan ditentang oleh masyarakat, bahkan oleh semua pihak. Meski telah didanai oleh kekuatan asing, gerakan sekulerisme dan liberalisme belum tentu keluar jadi pemenang.

Misalnya saja kampanye anti jilbab yang dahulu didengungkan oleh Cak Nur sejak 1970-an, bukannya orang makin menjauhinya, tetapi justru semakin banyak saja yang memakainya sekarang ini. Demikian juga ide penggantian lafadz Assalamu 'alaikum menjadi selamat pagi, justru para penyiar berita di TV berlomba-lomba membuka acaranya dengan lafadz khas umat Islam.

Fenomena ini mengingatkan kita pada firman Allah SWT:

Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS At-Taubah: 32)

Dan sesuatu yang bisa menghibur kita adala bahwa kalau kita lelah dan kesal menghadapi ulah mereka, ketahuilah bahwa mereka pun juga lelah dan kesal kalau melihat kenyataan bahwa apa yang mereka kampanyekan dengan susah payah dan susah tidur itu tidak juga menunjukkan hasil. Ibarat anjing mengonggong kafilah berlalu. Semakin keras upaya mereka yang mengkafirkan bangsa ini, semakin banyak saja orang-orang yang kembali kepada Islam dan konsekuen dengan syariat.

Ini juga mengingatkan kita pada firman Allah lainnya, ketika Allah SWT menghibur nabi-Nya:

Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum itupun mendapat luka yang serupa. Dan masa itu Kami pergilirkan di antara manusia; dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman supaya sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Ali Imran: 140)

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa': 104)

Jadi bukan hanya kita saja yang berjuang dan berkorban mempertahankan aqidah umat, tetapi mereka juga berkorban harta dan jiwa juga. Bedanya, kita berjuang di jalan Allah dan dijanjikan keridhaan serta surga-Nya. Sedangkan mereka berjuang di jalan thaghut, serta dijanjikan murka dan azab-Nya.

Sesungguhnya pertarungan antara haq dan batil adalah pertarungan abadi hingga hari kiamat. Telah berlalu para nabi dan rasul sebelum kita. Mereka telah merasakan pahitnya ulah musuh-musuh Allah, tidak sedikit di antara para nabi dan rasul itu yang dilukai, disakiti bahkan dibunuh.

Sekarang pun kita menjadi penerus para nabi dan rasul. Kita bela risalah mereka, kita tegakkan syariah yang mereka ajarkan, kita perjuangkan agama mereka. Dan kita berhadapan dengan para pewaris Fir'aun, Namrudz, Abu Jahal. Bedanya, kalau dulu musuh para nabi itu memang orang kafir, sekarang kita harus berhadapan dengan anak bangsa kita yang telah dicuci otaknya dan diganti jati dirinya.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari tikaman pemikiran jahat para orientalis bejat yang terkutuk, yang telah tega-teganya melacurkan aqidah mahasiswa muslim. Amien ya rabbal 'alamin.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.

Thursday, August 30, 2007

Apa yang Dimaksud dengan Imsak?

Assalammu'alaikum Ustadz,

Tahun ini saya puasa di Amerika untuk pertama kalinya. Saya agak bingung karena setelah meminta jadwal puasa di Masjid, tidak ada jadwal Imsak.

Ketika saya tanya untuk jadwal Imsak, staff yang ada di Masjid malah nanya balik ke saya utk apa jadwal Imsak. Saya lalu menjelaskan supaya ada jarak antara berhenti sahur dan Shubuh.

Tapi terus, saya malah diberitahu kalau hanya untuk jarak antara berhenti sahur dan shubuh, tidak perlu jadwal Imsak, tapi bisa juga dikira-dikira 10 menit sebelum Shubuh. Logis sih, tapi terus kenapa selama ini ada jadwal Imsak di Indonesia? Apa jadwal Imsak itu sangat penting?

Terima kasih

Wassalammu'alaikum

Puti Rijadi
putirijadi@gmail.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Istilah 'imsak' yang sangat populer di negeri kita sebenarnya merupakan istilah yang agak salah kaprah. Sebab makna imsak adalah puasa, bukan 'bersiap-siap untuk puasa 10 menit lagi'.

Bersiap-siap untuk berpuasa itu tidak penting-penting amat, setidaknyabuat sebagian orang. Dan pentinguntuk diketahui bahwa waktu 'imsak'bukan tanda masuknya waktu mulai untuk puasa. Seandainya bila sedang makan sahur lalu tiba-tiba masuk waktu shalat shubuh, tinggal dimuntahkan saja.

Justru hal ini yang perlu diluruskan, bahwa saat dimulai puasa itu bukan sejak masuknya waktu 'imsak', melainkan sejak masuknya waktu shubuh. Ini penting agar jangan sampai nanti ada orang yang salah dalam memahami. Dan merupakan tugas kita untuk menjelaskan hal-hal kecil ini kepada masyarakat.

Kalau anda bertanya kenapa ada jadwal imsak di Indonesia, ini memang pertanyaan menarik. Indonesia punya karakter unik yang terkadang tidak dimiliki oleh negara di mana Islam itu berasal. Salah satunya imsak ini. Bahkan sampai ada istilah jadwal imsakiyah. Padahal maksdunya adalah jadwal waktu-waktu shalat. Karena kebetulan dicantumkan juga waktu 'imsak' yang kira-kira 10 menit sebelum shubuh itu, akhirnya namanya jadi seperti itu.

Padahal waktu 10 menit itu pun juga hanya kira-kira, sebagai terjemahan bebas dari kata sejenak. Memang asyik kalau ditelusuri, kenapa 10 menit, kenapa tidak 5 menit atau 15 menit? Pasti tidak ada yang bisa menjawab.

Dan itu khas Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Mudah menjiplak sesuatu yang dia sendiri tidak pernah tahu asal muasalnya. Pokoknya itu yang masyhur di masyarakat, itu pula yang kemudian dijalankan. Urusan dasar pensyariatan dan asal usulnya, urusan belakang.

Halal bi Halal

Salah satu istilah yang 'super aneh' di telinga dunia Islam tapi sangat akrab di telinga kita adalah istilah halal bi halal. Semua orang arab yang datang ke Indonesia pasti dahinya berkerut sepuluh lipatan kalau mendengar istilah ini. Istilah itu tidak pernah tercantum kamus arab mana pun yang pernah ditulis di muka bumi ini.

Entah siapa yang pertama kali memperkenalkan istilah ini. Tapi tak ada satu pun hadits atau bahkan kitab yang menjelaskan hal ini. Ini khas Indonesia, sangat Indonesia sekali...

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Qiyamullail Setelah Tarawih

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Ustadz ane mau tanya. Kalau kita sudah sholat Tarawih dan sholat Witir ba'da sholat 'Isya, masih boleh Qiyamullail lagi nggak pada diniharinya?Tolong tuliskan dalilnya secara lengkap.

Syukron, jazakalloh.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Ibnu Abdul Hamid
al.achtaar@gmail.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ada sebagian kalangan yang mengambil kesimpulan bahwa shalat witir mengharamkan adanya shalat sunnah malam lain sesudahnya. Hal ini terjadi lantaran ada riwayat yang memerintahkan kita untuk menjadikan shalat witir sebagai penutup shalat malam.

Riwayat itu memang benar. Kita dianjurkan untuk shalat malam dan kita mengakhirinya dengan shalat witir. Namun apakah anjuran itu juga berfungsi untuk mengharamkan semua shalat sunnah setelahnya?

Para ulama mengatakan tidak. Shalat witir memang dianjurkan dilakukan di bagian akhir dari shalat malam, akan tetapi bukan berarti bila setelah melakukan shalat witir maka semua shalat sunnah setelahnya menjadi haram dikerjakan.

Karena diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah shalat sunnah dua rakaat setelah belaiu melakukan shalat witir. Hadits sebagai berikut:

عن أم سلمة رضي الله عنها أنه صلى الله عليه وسلم كان يركع ركعتين بعد الوتر وهو جالس،رواه أحمد وأبو داود والترمذي وغيرهم

Dari Usamah ra bahwa Nabi SAW shalat dua rakaat setelah shalat witir dan beliau duduk (HR Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmizy)

Dengan demikian, tidak ada larangan untuk melakukan shalat tahajjud di malam hari meski sudah melakukan shalat witir di sore hari.

Dan tidak ada keharusan shalat witir untuk dilakukan di tengah malam atau di akhir malam. Sebab ada hadits yang menyebutkan tentang hal itu.

"مَن ظنَّ منكم ألا يَستيقظ آخره – أي الليل – فلْيُوتر أوَّلّه، ومَن ظن منكم أنه يستيقظ آخره فليوتر آخره، فإن صلاة آخر الليل محضورة وهي أفضلرواه مسلم وأحمد والترمذي وابن ماجة

Siapa yang memperkirakan tidak bisa bangun di akhir malam maka hendaklah shalat witir di awal malam. Namun siapa yang bisa memperkirakan bangun di akhir malam, maka lebih utama untuk dilakukan di akhir malam. Karena sesungguhnya shalat di akhir malam itu disaksikan malaikat dan lebih utama. (HR Muslim, Ahmad, Ibnu Majah dan At-Tirmizy)

Bila sudah melakukan shalat witir di awal malam, misalnya bersama jamaah shalat tarawih, lalu di akhir malam masih ada kesempatan untuk bertahajjud, silahkan saja. Dan setelah itu tidak perlu lagi dilakukan shalat witir. Karena tidak ada 2 kali shalat witir dalam satu malam. Sebagaimana hadits berikut ini:

عن علي كرم الله وجهه قال:سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول, "لا وتران في ليلة"رواه أبو داود والنسائي والترمذي وحسنه

Dari Ali bin Abi Thalib berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada shalat witir 2 kali dalam satu malam." (HR Abu Daud, An-Nasai dan At-Tirmizy)

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger