Thursday, September 13, 2007

Benarkah Hadits Ramadhan Awalnya Rahmat Adalah Hadits Dhaif?

Ada seorang ustadz yang mengatakan bahwa hadits tentang pembagian Ramadhan menjadi tiga itu dhaif. Padahal hadits itu populersekali di tengah bulan Ramadhan. Kalau tidak salah bunyinya seperti ini:

Ramadhan itu awalnya adalah rahmat, tengahnya adalah maghfirah (ampunan) dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka.

Pertanyaan saya adalah: Benarkah klaim ustadz tersebut? Dan kalau benar, apa status hadits itu? Bagaimana kita mensikapinya.

Demikian terima kasih banyak ustadz

Misyal Nasif
misyalk@yahoo.com

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hadits yang anda tanyakan kedudukannya itu memang sangat populer di tengah masyarakat, khususnya selama bulan Ramadhan. Dengan hadits itu, para penceramah banyak mengajak orang-orang agar memanfaatkan bulan Ramadhan untuk khusyu' beribadah, agar mendapatkan tiga hal tersebut. Yaitu rahmah dari Allah, ampunan-Nya serta pembebasan dari neraka.

Namun menarik sekali apa yang disampaikan oleh ustadz yang antum ceritakan bahwa ternyata menurut beliau hadits itu bermasalah dari sanad dan kekuatannya jalur periwayatannya. Betulkah?

Kami berupaya membolak balik beberapa literatur serta tulisan dari para ulama ahli hadits terkait dengan haditsi ini. Kami menemukan uraian yang menarik dari seorang ustadz ahli hadits di Indonesia, yaitu Al-Ustadz Prof. Ali Mustafa Ya'qub, MA.

Menurut beliau, hadits itu memang bermasalah dari segi periwayatannya. Sebenarnya hadits ini diriwayatkan tidak hanya lewat satu jalur saja, namun ada dua jalur. Sayangnya, menurut beliau, kedua jalur itu tetap saja bermasalah.

Jalur Pertama

Salah satu jalur periwayatan haditsi ini versinya demikian:

أول شهر رمضان رحمة وأوسطه مغفرة وآخره عتق من النار

Bulan Ramadhan, awalnya rahmah, tengah-tengahnya maghfirah dan akhirnya adalah pembebasan dari neraka.

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-'Uqaili dalam kitab khusus tentang hadits dha'if yang berjudul Adh-Dhu'afa'. Juga diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitabnya Tarikhu Baghdad. Serta diriwayatkan juga oleh Ibnu Adiy, Ad-Dailami, dan Ibnu Asakir.

Mereka Yang Mendhaifkan

Adapun para muhaddits yang mempermasalahkan riwayat ini antara lain:

1. Imam As-Suyuthi

Beliau mengatakan bahwa hadits ini dhaif (lemah periwayatannya).

2. Syeikh Al-Albani

Beliau mengatakan bahwa riwayat ini statusnya munkar. Jadi sebenarnya antara keduanya tidak terjadi pertentangan. Hadits munkar sebebarnya termasuk ke dalam jajaran hadits dhaif juga. Sebagai hadits munkar, dia menempati urutan ketiga setelah hadits matruk (semi palsu) dan maudhu' (palsu).

Sementara sanadnya adalah:

1. Sallam bin Sawwar 2. dari Maslamah bin Shalt 3. dari Az-Zuhri 4. dari Abu Salamah 5. dari Abu Hurairah 6. dari nabi SAW

Dari rangkaian para perawi di atas, perawi yang pertama dan kedua bermasalah. Yaitu Sallam bin Sawwar dan Maslamah bin Shalt.

Sallam bin Sawwar disebut oleh Ibnu Ady, seorang kritikus hadits, sebagai munkarul hadits. Sedangkan oleh Imam Ibnu Hibban, dikatakan bahwa haditsnya tidak bisa dijadikan hujjah (pegangan), kecuali bila ada rawi lain yang meriwayatkan haditsnya. Perkataan Ibnu Hibban ini bisa kita periksa dalam kitab Al-Majruhin.

Sedangkan Maslamah bin Shalt adalah seorang yang matruk, sebagaimana komentar Abu Hatim. Secara etimologis, matruk berarti ditinggalkan. Sedangkan menurut terminologi hadits, hadits matruk adalah hadits yangdalam sanadnya ada rawi yang pendusta. Dan hadits matruk adalah 'adik' dari hadits maudhu' (palsu).

Bedanya, kalau hadits maudhu' itu perawinya adalah seorang pendusta, sedangkan hadits matruk itu perawinya sehari-hari sering berdusta. Kira-kira hadits matruk itu boleh dibilang semi maudhu'.

Kesimpulannnya, haditsi ini punya dua gelar. Pertama, gelarnya adalah hadits munkar karena adanya Sallam bin Sawwar. Gelar kedua adalah hadits matruk karena adanya Maslamah bin Shalt.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

Kamis, 13 Sep 07 08:31 WIB

“Suara-Suara yang Tidak Terdengar dari Kandahar”

Rabu, 12 September 2007

Taliban dianggap rezim paling kejam. Pasca kepergiannya, negara itu jauh lebih amburadul. Pornografi dan pembunuhan menjadi pemandangan sehari-hari. [1]

Image

Hidayatullah.com--Di suatu hari gelap, di antara debu-debu Kandahar, Abdul Latif (23) menatap dengan mulut terkesima. Dipandanginya dalam-dalam tanpa sepatah kata gambar bergerak di hadapanya. Ia agak gugup tatkala menatap sebagian tubuh wanita yang dipandanginya itu.

Bagi Latif, belum pernah ia melihat pemandangan seperti ini sebelumnya. Terutama tatkala pemerintah Taliban berkuasa. Film-film seperti ini, baru saja ia nikmati, berbarengan dengan datangnya pasukan asing di Kandahar, utara Afghanistan.

Pasca jatuhnya pasukan Taliban ke tangan pasukan Asing pimpinan Amerika, sajian hiburan di bawah melalui pemancar satelit. Hiburan dalam bentuk film, opera sabun, masuk melalui kamar-kamar pribadi, ruang makan hingga warung kopi. Demikian kabar terbaru sudut kota Aghanistas sebagaimana dikutip Japan Today.

Menurut catatan, sebanyak seratus tujuh puluh program dari seluruh dunia, mencakup empat siaran berbau pornografi udara.

Meski Taliban sering dikesankan media asing dan Barat sebagai pemerintah yang kejam. Bahkan, diberitakan wanita-wanita banyak diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah. Namun, keresahan warga Afghan sesungguhnya tak sedalam setelah ”hilangnya” kekuasaan Taliban dari negeri mereka.

Sebagaimana diketahui, hampir semua wanita di era Taliban selalu menutup diri memakai burqa, untuk menghindari dari pandangan laki-laki. Sebaliknya, belum pernah para lelaki melihat seorang perempuan –apalagi setengah telanjang—di depan mata mereka, kecuali para suami.

Hadirnya saluran hiburan yang dipancarkan melalui satelit ini tentu sebuah “kejutan” luar biasa. Sebuah saluran satelit di mana 100% menawarkan pornografi hardcore. Sungguh sesuatu yang menghentakkan banyak warga Afghan. Setidaknya, sebuah kegelisahan aneh dapat dirasakan di mana-mana.

“Ini tidaklah baik untuk masyarakat kami, ” kata seorang pria berusia 26 tahun.

Tapi ada pula yang mendulang kesempatan di atas kesempitan. Diantaranya adalah Abdul Wasi, seorang pemilik jasa satelit. Ia mengatakan, bisnis baru yang sedang ia tekuni ini berjalan secara baik.

”Aku menjual receiver digital dengan harga sekitar 350 dolar dan aku mengimpor peralatan dari Pakistan. Aku memulai bisnis sebulan yang lalu dan sekarang juga aku sudah menjual hampir empat ratus penerima, ” ujarnya. Bahkan menurut Wasi, semenjak dibuka, tiap hari toko nya penuh sesak dibanjiri orang yang ingin memesan lahayan jasa satelit di tempatnya.

Ketika Taliban Pergi

Ketika Taliban masuk dan menguasa ibukota Kabul, di tahun 1996, mereka menyeret Presiden Najibullah dan menggantungnya sampai mati. Taliban juga telah melarang wanita-wanita berkeliaran di jalan-jalan tanpa dikawan mahram nya. Ia dianggap melarang pendidikan untuk anak-anak perempuan, mencegah wanita-wanita bekerja di luar rumah. Musik dilarang, termasuk beberapa jenis olah raga dan permainan games.

Jangan tanya bagi yang melanggar hukum syariah. Taliban pasti menerapkan hukuman tanpa ampun. Para pezinah dapat dirajam (dihukum dengan lemparan batu) sampai mati, homoseksual dikuburkan hidup-hidup.

Enam tahun yang lalu, Kementrian Pelanggaran dan Kebajikan di Kabul dikenal sebagai alat kuasa Taliban. Gedung-gedung kantor dikenal sebagai tempat paling membosankan di mana orang-orang dianggap melanggar bisa dipenjarakan untuk kejahatan yang tak setara. Seperti hanya karena pelanggaran menyanyikan sebuah lagu cinta.

Tapi hari ini, Kabul adalah tempat biara paling suram di banding masa hari-hari Taliban. Saat ini, kota ini men jadi titik berkumpulnya kesemrawutan. Para pemohon asing bersaing untuk mendapatkan milyaran dolar proyek kontra telekom, kontrak irigasi dan meledaknya bisnis properti memaksa harga sewa dan tanah Afghan setara dengan mahalnya tempat di kota besar dunia, seperti; London, Tokyo dan Manhattan.

Di luar Kabul, Afganistan, keadaannya jauh lebih suram. Provinsinya lebih tak dapat dicapai. Pendudyknya tidak patuh hukum, jauh daripada saat dikendalikan Taliban. Saat ini, Afganistan, adalah tempat di mana orang mudah untuk hilang dan membahayakan bagi siapa saja untuk menyelidiki nasib mereka.

Tahun 2005 lalu, relawan kemanusian MSF (Médécins Sans Frontières) dipaksa untuk berhenti setelah lima orang anggota staf dibunuh Juni yang lalu. Lebih dari 17.000 tentara AS, disertai pemandangan Humvee dan Apache mereka, mempergunakan kabut ketakutan dan ketidaktentuan yang sudah menelan negara ini dalam ’perang melawan teror’. Afganistan sudah menjadi Guantánamo Bay baru. [thoriq/cha/berlanjut...]

Tuesday, September 11, 2007

Kawin Sesama Jenis Versi IAIN Semarang

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah, Allahuma sholi 'ala Muhammad wa'ala ali ajma'in.

Saya pernah membaca arikel yang bertajuk INDAHNYA KAWIN SESAMA JENIS. Membaca judulnya yang bathil ini saja serasa ingin sekali menyobek-nyobek mulut para Mahasiswa yang agamanya Islam KATANYA, Fakultas Syariah IAIN Semarang.

Pak ustadz, apakah mahluk seperti ini yang dicetak oleh Universitas Islam yang sangat kontraproduktif. Bahkan mereka mengajarkan strategi-strategi untuk melegalkan perkawinan Homoseksual di Indonesia:

1. Mengorganisir kaum homoseksual untuk bersatu dan berjuang merebut hak-haknya yang telah dirampas oleh negara.

2. Memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa apa yang terjadi pada diri kaum homoseksual adalah sesuatu yang normal dan fithrah, sehingga masyarakat tidak mengucilkannya bahkan sebaliknya, masyarakat ikut terlibat mendukung setiap gerakan kaum homoseksual dalam menuntut hak-haknya.

3. Melakukan kritik dan reaktualisasi tafsir keagamaan (tafsir kisah Luth dan konsep pernikahan) yang tidak memihak kaum homoseksual,

4. Menyuarakan perubahan UU Perkawinan No 1/1974 yang mendefinisikan perkawinan harus antara laki-laki dan wanita. Bahkan gerakan ini dapat legalisasi dari Institusinya

Ahmad Wanto
aw

Jawaban

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Apa yang anda baca dari tulisan mahasiswa IAIN Semarang memang sangat mengejutkan. Betapa tidak, karena pendapat ini adalah yang paling aneh yang pernah muncul. Sebelumnya, sesekuler-sekulernya kalangan mereka, tidak sampai menyerukan kawin sejenis.

Tapi kalau kita lihat lebih dalam, rupanya kita masih harus tercengang lagi, lantaran apa yang nampak tidak lain hanyalah fenomena gunung es. Yang menyembul kepermukaan hanya sebagiannya saja, jauh di bawah permukaan laut, kita akan bertemu dengan sosok aslinya yang jauh lebih menyeramkan.

Ceritanya berawal dari puluhan tahun yang lalu, ketika para gembong sekulerisme dan libelarisme sedang mengalami proses 'cuci otak' di barat. Lewat program beasiswa ke luar negeri, para mahasiswa Islam itu secara sistematis menjalani operasi otak. Aqidah dan tauhid mereka dipreteli satu persatu oleh tokoh-tokoh yahudi kafir laknatullah, dengan mengatasnamakan kajian ilmiyah, modern dan kritis.

Bertahun-tahun mereka mengalami proses ganti jati diri secara sistematis dan didanai oleh musuh-musuh Allah itu, sehingga akhirnya berubahlah mereka dari seorang muslim menjadi sosok baru, yang cenderung ingkar Allah dan ingkar nabi, kalau perlu ingkar kitab suci.

Entah mengapa, proses ini tetap berjalan seiring dengan berlalunya zaman. Kini mereka telah berkembang biak dan populasinya semakin meningkat. Ibarat wabah hama yang datang menyerang, IAIN-IAIN se-Indonesia dijadikan tempat bertelurnya larva. Kini larva-larva itu telah menetas menghasilkan ribuan spicies predator.

Dan bagaikan predator, makhluk jadi-jadian itu kini sudah menjadi hama yang mematikan. Bukan saja pemikiran sesat yang bernada menghina agama, tetapi sekarang sudah sampai ke titik terang-terangan memusuhi agama.

Kalau dulu generasi Cak Nur mereka masih malu-malu, tapi sekarang dengan pongahnya mereka menyatakan bahwa IAIN adalah wilayah bebas tuhan. Apa artinya? Hanya mereka yang tahu, barangkalidi sana sudah tidak dibutuhkan lagi tuhan. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.

Mereka pun sudah sampai berani menginjak-injak kitab suci Al-Quran, sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh pemeluk agama apapun terhadap kitab sucinya. Bahkan tanpa perasaan berani-beraninya mengucapkan: anjing-hu akbar. Na'uzubillah.

Kini mereka menyerukan kawin sesama jenis. Alasannya, kata mereka karena di Al-Quran tidak ada larangan secara tegas. Sehingga mereka bilang bila tidak ada larangan, maka hukumnya kembali menjadi halal.

Saking kesalnya, pak Adian Husaini sampai bilang bahwa kalau di Al-Quran tidak ada larangan kawin dengan anjing atau monyet, apakah berarti hukumnya jadi boleh?Kita tunggu saja, kapan mereka akan kampanye agar manusia kawin dengan anjing dan monyet.

Padahal tidak ada agama di dunia ini yang sampai menyerukan homoseksualitas. Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha, Konghuchu dan seterusnya, tak satu pun yang sampai menganjurkan nikah sejenis. Bagaimana mungkin ada mahasiswa fakultas syariah, sampai bisa berijtihad seenaknya, lalu menyimpulkan bahwa kawin sejenis bukan hanya halal, tetapi dianjurkan.

Sikap Kita

Sesuai dengan fitrahnya, sesuatu yang sesat itu pasti akan ditentang oleh masyarakat, bahkan oleh semua pihak. Meski telah didanai oleh kekuatan asing, gerakan sekulerisme dan liberalisme belum tentu keluar jadi pemenang.

Misalnya saja kampanye anti jilbab yang dahulu didengungkan oleh Cak Nur sejak 1970-an, bukannya orang makin menjauhinya, tetapi justru semakin banyak saja yang memakainya sekarang ini. Demikian juga ide penggantian lafadz Assalamu 'alaikum menjadi selamat pagi, justru para penyiar berita di TV berlomba-lomba membuka acaranya dengan lafadz khas umat Islam.

Fenomena ini mengingatkan kita pada firman Allah SWT:

Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS At-Taubah: 32)

Dan sesuatu yang bisa menghibur kita adala bahwa kalau kita lelah dan kesal menghadapi ulah mereka, ketahuilah bahwa mereka pun juga lelah dan kesal kalau melihat kenyataan bahwa apa yang mereka kampanyekan dengan susah payah dan susah tidur itu tidak juga menunjukkan hasil. Ibarat anjing mengonggong kafilah berlalu. Semakin keras upaya mereka yang mengkafirkan bangsa ini, semakin banyak saja orang-orang yang kembali kepada Islam dan konsekuen dengan syariat.

Ini juga mengingatkan kita pada firman Allah lainnya, ketika Allah SWT menghibur nabi-Nya:

Jika kamu mendapat luka, maka sesungguhnya kaum itupun mendapat luka yang serupa. Dan masa itu Kami pergilirkan di antara manusia; dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman supaya sebagian kamu dijadikan-Nya syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Ali Imran: 140)

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka. Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan, sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa': 104)

Jadi bukan hanya kita saja yang berjuang dan berkorban mempertahankan aqidah umat, tetapi mereka juga berkorban harta dan jiwa juga. Bedanya, kita berjuang di jalan Allah dan dijanjikan keridhaan serta surga-Nya. Sedangkan mereka berjuang di jalan thaghut, serta dijanjikan murka dan azab-Nya.

Sesungguhnya pertarungan antara haq dan batil adalah pertarungan abadi hingga hari kiamat. Telah berlalu para nabi dan rasul sebelum kita. Mereka telah merasakan pahitnya ulah musuh-musuh Allah, tidak sedikit di antara para nabi dan rasul itu yang dilukai, disakiti bahkan dibunuh.

Sekarang pun kita menjadi penerus para nabi dan rasul. Kita bela risalah mereka, kita tegakkan syariah yang mereka ajarkan, kita perjuangkan agama mereka. Dan kita berhadapan dengan para pewaris Fir'aun, Namrudz, Abu Jahal. Bedanya, kalau dulu musuh para nabi itu memang orang kafir, sekarang kita harus berhadapan dengan anak bangsa kita yang telah dicuci otaknya dan diganti jati dirinya.

Semoga Allah SWT melindungi kita dari tikaman pemikiran jahat para orientalis bejat yang terkutuk, yang telah tega-teganya melacurkan aqidah mahasiswa muslim. Amien ya rabbal 'alamin.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger