Monday, March 26, 2007

Terus Senang, Senang Terus

Kalau kita sering mendengar moto hidup, tentunya banyak moto hidup yang dianut oleh banyak orang. Salah satunya, kalau kita ingin sukses, moto hidupnya adalah: ”Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian”. Moto ini, kemudian diterjemahkan menjadi :”Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.

Ketika kita menggunakan moto itu, maka konsep pemikiran kita adalah kalau ingin sukses dalam hidup harus berani bersakit-sakit dahulu, agar nantinya mampu menikmati aneka kesenangan. Konsep inilah, yang menyebabkan seseorang senang hidup dengan bersakit-sakit dahulu, dengan harapan agar mendapatkan kesenangan dikemudian hari.

Tidak salah memang, kalau kita mempunyai moto hidup seperti itu, namun marilah kita mulai hari ini berani melanggar moto:”Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian”. Mengapa harus dilanggar? Jawabannya sangat sederhana dan sangat mendasar, yaitu:”Buat apa hidup bersakit-sakit dahulu, agar nanti mendapatkan kesenangan”. Bagaimana kalau belum mendapat kesenangan, sudah meninggal, kapan senangnya. Padahal dunia ini, diciptakan oleh Allah swt untuk kita nikmati dengan senang dan cara yang benar.

Moto hidup:”Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”, kita langgar menjadi: ”Hidup terus senang, senang terus”. Mengapa hidup harus terus senang, senang terus? Jawabannya juga sangat sederhana dan mendasar, yaitu secara spiritual hidup harus senang.

Caranya sangat sederhana, yaitu kalau kita mendapatkan kesulitan maka bersabar dan orang-orang yang bersabar terhadap kesulitan hidup, pasti dirinya menjadi senang, sambil tetap berusaha agar kesabarannya bisa merubah hidup menjadi lebih baik.

Begitu juga sebaliknya, kalau kita dihadapkan dengan aneka kemudahan maka tinggal bersyukur dan orang-orang yang selalu bersyukur atas kemudahan yang dialaminya, pasti dirinya menjadi senang, sambil mengoptimalkan rasa syukurnya, agar semakin bermanfaat bagi banyak orang.

Contoh sangat sederhana, saya punya sahabat sarjana hukum, kemudian beliau bekerja dan mendapat pekerjaan sebagai office boy, beliau dilecehkan, tidak ada orang yang berterima kasih karena lantai kamar mandi bersih, tidak ada yang minta maaf kalau lantai kantor yang baru dibersihkan dan masih basah, kemudian diinjak oleh beberapa sepatu kotor, sehingga harus di bersihkan lagi.

Alhamdulillah sahabat saya ini tidak minder, tidak sakit hati, tidak merasa diremehkan. Beliau tetap bersabar dan senang dengan pekerjaan itu, walaupun menurut orang lain, ijasah sarjana hukum tidak cocok sebagai office boy. Sedangkan bagi dirinya, pekerjaan apapun adalah menyenangkan asal hasilnya halal. Konsep dirinya adalah, tugas office boy salah satunya adalah membersihkan, maka tidak ada alasan untuk sakit hati.

Beberapa tahun kemudian, angin perubahan berpihak kepadanya, beliau diangkat sebagai salah satu manager di perusahaan itu dengan aneka fasilitas yang sangat luar biasa, ada mobil, rumah dinas, tunjangan anak dan istri, bahkan setiap orang yang bertemu selalu menyapa dengan rasa hormat.

Alhamdulillah, sahabat saya ini tidak menjadi sombong, angkuh, apalagi meremehkan orang lain. Beliau selalu bersyukur dan senang dengan pekerjaan itu tanpa harus lupa diri. Beliau selalu mensyukuri hasil jerih payah yang selama ini dirintis dan bahkan sekarang menjadi penasehat psikologi spiritual bagi sahabat, karyawan, dan bahkan perusahaan-perusahaan lainnya.

Sahabat CyberMQ

Jadi tidak ada alasan bagi kita ini, untuk hidup tidak senang, sebab dengan sabar dan syukur semuanya menjadi baik bagi kita semua. Kalau semua kejadian baik bagi kita, berarti semuanya menjadi sangat menyenangkan.

Berani hadapi tantangan terus senang dan senang terus !!! Bagaimana pendapat sahabat ???

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger