Thursday, April 5, 2007

Kesulitan dan Kebahagiaan (1)

Semua orang yang memutuskan untuk hidup berkeluarga pasti
mengangankan adanya kebahagiaan dalam hidup rumah tangganya, meski
angan-angan tentang kebahagiaan juga berbeda-beda. Kebahagiaan sangat
subyektip tetapi universal. Ada orang yang bahagia karena memperoleh
sesuatu yang banyak, tetapi yang lain sudah cukup merasa bahagia
meski hanya memperoleh sedikit. Ada orang yang merasa bahagia karena
memperoleh susuatu tanpa bersusah payah, tetapi yang lain merasa
bahagia justeru telah bersusah payah lebih dahulu. Kebahagiaan ada
yang sifatnya sesaat, ada yang lama dan bahkan ada kebahagiaan abadi.

Makna bahagia
Ada dua ungkapan, senang dan bahagia. Senang adalah terpenuhinya
tuntutan syahwat, misalnya sedang lapar menemukan makanan lezat,
sedang haus menemukan minuman segar, sedang sulit menemukan
kemudahan, sedang kesepian ketemu teman atau kekasih, sedang nganggur
dapat pekerjaan dan sebangsanya. Adapun bahagia berhubungan dengan
misteri yang sangat subyektip, tetapi intinya adalah datangnya
pertolongan ilahiyah hingga memperoleh sesuatu yang dianggap sebagai
kebaikan ilahiyah (al khoir). Rasa bahagia misalnya terasa ketika
anaknya lahir laki-laki setelah sekian lama mendambakan ingin
mempunyai anak lelaki. Keberhasilan memeliliki anak-lelaki tidak
diklaim sebagai prestasi – ini karena aku bisa bikinnya misalnya;
kata sang ayah- tetapi orang yang mempunyai anak lelaki setelah
hampir putus asa mendambakan kehadirannya merasa bahwa kehadiran anak
lelaki itu merupakan anugerah Tuhan yang tak ternilai. Kebahagiaan
juga terasa ketika seorang ibu yang membesarkan anak gadisnya tanpa
kehadiran suami sehingga ia dalam keadaan berat selalu berharap agar
anaknya memiliki masa depan yang baik. Pada saatnya anak gadisnya
dipersunting oleh seorang pemuda saleh yang cerah masa depannya. Masa
depan cerah anak gadisnya itu tidak diklaim sebagai prestasinya
tetapi benar-benar dipandang sebagai anugerah Tuhan.

Jadi kebahagiaan itu datang dalam rangkaian kesulitan yang panjang
tetapi ketika hadir tidak dakui sebagai prestasinya. Orang lainpun
akan berkomentar, ibu itu sungguh sudah bekerja keras melampaui
berbagai kesulitan dalam mengasuh anaknya sendirian, maka pantaslah
jika Allah menganugerahinya kebahagiaan yang sempurna kepadanya.

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger