Thursday, April 5, 2007

Kesulitan Dan Kebahagiaan (2)

Dalam bahasa Arab ada empat kata yang berhubungan dengan kebahagiaan,
yaitu sa`adah (bahagia), falah (beruntung) dan najat (selamat) dan
najah (berhasil). Jika saadah (bahagia) mengandung nuansa anugerah
Tuhan setelah terlebih dahulu mengarungi kesulitan, maka falah
mengandung arti menemukan apa yang dicari (idrak al bughyah). Falah
ada dua macam, dunyawi dan ukhrawi. Falah duniawi adalah memperoleh
kebahagiaan yang membuat hidup di dunia terasa nikmat, yakni
menemukan (a) keabadian (terbatas); umur panjang, sehat terus,
kebutuhan tercukupi terus dsb, (b) kekayaan; segala yang dimiliki
jauh melebihi dari yang dibutuhkan, dan (c) kehormatan sosial.
Sedangkan falah ukhrawi terdiri dari empat macam, yaitu (a) keabadian
tanpa batas, (b) kekayaan tanpa ada lagi yang dibutuhkan, (c)
kehormatan tanpa ada unsur kehinaan dan (d) pengetahuan hingga tiada
lagi yang tidak diketahui. Sedangkan najat merupakan kebahagiaan yang
dirasakan karena merasa terbebas dari ancaman yang menakutkan,
misalnya ketika menerima putusan bebas dari pidana, ketika mendapat
grasi besar dari presiden, ketika ternyata seluruh keluarganya
selamat dari gelombang tsunami dan sebagainya. Adapun najah adalah
perasaan bahagia karena yang diidam-idamkan ternyata terkabul,
padahal ia sudah merasa pesimis, misalnya keluarga miskin yang
sepuluh anaknya berhasil menjadi sarjana semua.

Kesenangan berdimensi horizontal, sedangkan kebahagiaan berdimensi
horizontal dan vertikal. Orang masih bisa menguraikan anatomi
kesenangan yang diperolehnya, tetapi ia akan susah mengungkap rincian
kebahagiaan yang dirasakannya. Air mata bahagia merupakan wujud
ketidakmampuan kata-kata. Prof. Fuad Hasan dalam bukunya Pengalaman
Naik Haji mengaku tidak bisa menerangkan kenapa beliau menangis di
depan Ka`bah, karena kebahagiaan yang beliau alami berdimensi
vertikal, bernuansa anugerah, bukan prestasi. Banyak mempelai
menitikkan air mata ketika akad nikah, demikian juga kedua orang
tuanya, dan mereka tidak bisa menerangkan anatomi perasaan bahagianya.

Kebahagiaan berkaitan dengan tingkat kesulitan yang dialami.
Kebahagiaan sesungguhynya dalam kehidupan rumah tangga bukan ketika
akad nikah, bukan pula ketika bulan madu, tetapi ketika pasangan itu
telah membuktikan mampu mengarungi samudera kehidupan hingga ke
pantai tujuan, dan di pantai tujuan ia mendapati anak cucu yang
sukses dan terhormat. Sungguh orang sangat menderita ketika di ujung
umurnya menyaksikan anak-anak dan cucu-cucunya nya sengsara dan hina,
meski perjalanan bahtera rumah tangganya penuh dengan sukses story.
Kebahagiaan biasanya datang setelah orang sukses mengatasi kesulitan
yang panjang, tetapi tidak semua kesulitan mengantar pada kebahagiaan
yang sebenarnya.

Menurut hadis Nabi ada empat pilar kebahagiaan dalam hidup berumah
tangga; (1) isteri/suami yang setia (2) anak-anak yang berbakti (3)
lingkungan sosial yang sehat dan (4) rizkinya dekat. Kesetiaan
membuat hati tenang dan bangga, anak-anak yang berbakti menjadikannya
sebagai buah hati, lingkungan sosial yang sehat menghilangkan rasa
khawatir dan rizki yang dekat merangsang optimisme, idealisme dan
imajinasi.

0 comments:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger